
Pertama mereka saling berciuman, kemudian satu-persatu pakaian yang melekat mereka lepas. Si cowok mulai menciumi leher ceweknya, kemudian turun ke payudara. Si cewek tampak menggeliat menahan nafsu yang membara. Sesaat kemudian si cowok mejilati vaginanya terutama di bagian klitorisnya. Si cewek merintih-rintih keenakan.
Selanjutnya gantian si cewek yang mengulum penis si cowok yang sudah ereksi. Setelah beberapa saat sepertinya mereka tak tahan lagi, lalu si cowok memasukkan penisnya ke vagina cewek bule tadi dan langsung disodok-sodokin dengan gencar. Sejurus kemudian mereka berdua orgasme. Si cowok langsung mencabut rudalnya dari vagina kemudian mengocoknya di depan wajah ceweknya sampai keluar spermanya banyak banget, si cewek tampak menyambutnya dengan penuh gairah.
Selama saya menonton tanpa sadar baju saya sudah nggak karuan. Kaos saya angkat sampai diatas payudara, kemudian bra saya yang kebetulan pengaitnya di depan saya lepas. Saya elus-elus sendiri payudara saya sambil sesekali saya remas, uhh.. enak banget. Apalagi kalo kena putingnya woww!!

Makin lama saya semakin gencar melakukan masturbasi, rintihan saya semakin keras. Tangan saya semakin cepat menggosok klitoris sementara yang satunya sibuk meremas-remas toket saya sendiri. Dan akhirnya,
“Oohh.. oohh..” Saya mencapai orgasme yang luar biasa, lalu tergeletak lemas di karpet.
Tiba-tiba, bel pintu berbunyi. Tentu saja saya gelagapan membetulkan pakaian saya yang terbuka disana-sini. Setelah itu saya matikan VCD player tanpa mengeluarkan discnya.
“Gawat!” pikirku.
“Siapa ya? Jangan-jangan papa mama! Ngapain mereka balik lagi?”.

“Halo Mita, Mbak Tika-nya ada?”
“Wah baru tadi pagi ke Jakarta. Emang nggak telpon Mas Rudi dulu?”
“Waduh nggak tuh. Gimana nih mo ngasi surprise malah kaget sendiri.”
“Telpon aja HP-nya Mas, kali aja mau balik” usul saya sekenanya.
Padahal saya berharap sebaliknya, soalnya terus terang saya diam-diam juga naksir Mas Rudi. Mas Rudi menyetujui usul saya. Ternyata Mbak Tika cuman ngomong supaya nginep dulu, besok baru balik ke Bandung, sekalian ketemu disana. Hore! Hati saya bersorak, berarti ada kesempatan nih.

“Ada apa Mita, Kok ngelamun, mikirin pacar ya?” tanyanya tiba-tiba.
“Ah, enggak Mas, Mita bobo dulu ya ngantuk nih!” ujarku salting.
“Mas Rudi nonton TV aja nggak papa kan?” imbuhku.
“Nggak papa kok, kalo ngantuk tidur aja duluan!”
Saya beranjak masuk kamar. Setelah menutup pintu kamar ,saya bercermin. Baju saya juga saya lepas semua. Wajah saya cantik manis, kulit sawo matang tapi bersih dan mulus dengan tinggi 165 cm. Badan saya sintal dan kencang karena saya rajin senam dan berenang, apalagi ditunjang payudara berukuran 36B membuat saya tampak seksi. Jembut saya tumbuh lebat menghiasi vagina saya yang indah.

Sampai kemudian saya mendengar suara rintihan dari ruang tengah. Aneh! Suara siapa malam-malam begini? Astaga! Saya baru inget, itu pasti suara dari VCD porno yang lupa saya keluarkan tadi, apa Mas Rudi menyetelnya? Penasaran, saya pun bangkit kemudian perlahan-lahan keluar.
Sesampainya di ruang tengah, deg!! Saya melihat pemandangan yang mendebarkan, Mas Rudi di depan TV sedang menonton bokep sambil ngeluarin penisnya dan mengelusnya sendiri. Wah.. batangnya tampak kekar banget.

“Eh, Mita anu, eh belum tidur ya?”
Mas Rudi tampak salting, kemudian dia hendak mematikan vCD player.
”Iya nih Mas, gerah. Eh nggak usah dimatiin, nonton berdua aja yuk!” kata saya sambil menggeliat sehingga menonjolkan pepaya bangkok saya.
“Oh iya deh.”
Kami pun lalu duduk di karpet sambil menonton. Saya mengambil posisi bersila sehingga vagina saya mengintip keluar dengan indahnya.
“Mas, gimana sih rasanya ML?” tanya saya tiba-tiba.
“Eh kok tau-tau nanya gitu sih?”

“Alaa nggak usah gitu! Aku kan pernah ngintip Mas sama Mbak Tika lagi gituan.. nggak papa kok, rahasia terjaga!”
“Oya? He he he yaa.. enak sih.”
Mas Rudi tersipu mendengar ledekan saya. Saya pun melanjutkan,
“Mas, vaginaku sama punya Mbak Tika lebih indah mana?” tanya saya sambil mengangkat kaos saya dan mengangkangkan kaki saya lebar-lebar, so vagina saya pun terpampang jelas.
“Ehh ‘glek’ bagusan punyamu.”
“Terus kalo toketnya montokan mana?” kali ini saya mencopot kaos saya sehingga payudara dan tubuh saya yang montok itu telanjang tanpa sehelai benang yang menutupi.
“Aaanu.. lebih montok dan kencengan payudaramu!”
Mas Rudi tampak melotot menyaksikan bodi saya yang seksi. Hal itu malah membuat saya semakin terangsang.
“Sekarang giliran saya liat punya Mas Rudi!”

“Wah gede banget! Saya isep ya Mas!”
Tanpa menunggu persetujuannya saya langsung mengocok, menjilat dan mengulum batang kemaluannya yang besar dan panjang itu seperti yang saya tonton di BF.
“Slurp Slurp Slurpmmh! Slurp Slurp Slurp mmh.”