
Pada suatu hari pak Yanto seorang rentenir datang menagih hutang kepada pak Toni, akan tetapi pak Toni tidak bisa membayar hutang tersebut. Kebetulan di saat yang sama Vera berada di rumah. Melihat Vera yang cantik pak Yanto pun tertarik.
"Pak Toni, putri anda cantik juga, gini aja pak hutang bapak akan lunas,dengan sarat bapak menyerahkan Vera pada saya, ya buat semalam aja gtu"
"Jangan pak Yanto, minggu depan saya lunasi hutang saya"
"Ok saya tunggu 3 hari, kalo tidak bisa, anakmu yang bakal nanggung hutang-hutangmu".
Tiga hari berlalu, pak Yanto datang lagi menagih hutang. Tetapi pak Toni belum bsa membayar hutang tersebut. Pak Yanto pun marah besar.
"Ok pak, bapak yang melanggar janji bapak, sebagai gantinya Vera harus melayani saya." pak Toni hanya terdiam.

"Anjrit.. apa ini, lepaskan…" teriak Vera.
"Owh tuan putri sudah pulang rupanya" sapa pak Yanto girang.
"Mana ayah saya?” tanya Vera
"Ayahmu sedang keluar" jawab pak Yanto.
Tiba-tiba tubuh Vera yang kecil ditarik pak Yanto yang keturunan arab, yang 2x lebih besar dari Vera.
"Anjrit.. lepaskan…" teriak Vera.
Tanpa peduli teriakan Vera, pak Yanto meremas-remas dada Vera.
"Hhmmm... besar juga punyamu ya"
"Lepaskan..." teriak Vera ketakutan.
"Pegang dia…" pak Yanto menyuruh anak buahnya.

"Ampun pak.. ampun…" mohon Vera kepada pak Yanto.
Pak Yanto tidak peduli dengan kata-kata Vera. dengan kasar ia membuka seragam Vera, lalu menyedot putingnya.
"Aakkkhhh... oookkhhh... ampun pak... jangan…”
"Hhmmm dadamu indah sekali sayang"
“Oooookkhhh... ampun pak...”
Pak Yanto langsung mengulum bibir Vera dengan kasar.
"Eemmmyyhh.. oookhhh..." Vera tak bisa berkata-kata karena bibirnya diserang pak Yanto.
Pak Yanto kemudiam membuka cd Vera, langsung menyedot itilnya..
"Oooookkkhhh.. pak.. ampun..."
"Oookkkhh... akkkhhh..." Vera pun tidak kuasa menahan rangsangan dari pak Yanto.
"enak kan Ver..." ucap pak Yanto sambil terus menjilati itil Vera.
"Ooookkkhhh... ampun pak, jangan pak..." ucap Vera.
Pak Yanto lalu membuka celana dan cd nya, lalu mengarahkan ke mulut Vera.
"Emut sayang"

"Ooohhh... enak sayang... mulutmu enak banget" pak Yanto keenakan.
"Mmmmmmhhh... mmmmhhh... mmmhhhh"
Vera hanya bisa pasrah menerima semua ini. Dia tau melawan pun tidak ada gunanya. Pak Yanto lalu mencabut kontolnya dari mulut Vera, kemudian dia memasukkan kontolnya ke dalam vagina Vera.
"Uuukkhh... sempit banget sayaang..."
"Aakh... akhh... sakit pak… ampun..." isak Vera memelas.
Pak Yanto lalu menekan kontolnya kuat... "bbbllesssshhhhh…"
"Aaaaakkkkkhhhhhhhhh…" Vera berteriak ketika keperawanannya direnggut pak Yanto.
"Owh... Vera, memekmu enak sekali, gak sia-sia aku ganti utang bapakmu dengan kamu"

"Oooohhh... oohhhhh... sudah pak... sakit…" rintih Vera.
"Ooohh... sakit…"
Pak Yanto sudah tidak peduli lagi dengan rintihan Vera, yang dia cari hanya kenikmatan dari tubuh Vera. Dia terus menggenjot tubuh Vera.
“Oooohhhh... ooohhh... ohhh…" rintih Vera.

"Aaaaakkkkkkkkhhhhhhhhhhhh…" Vera menjerit.
"Aakh.. akhh.. akh.. sakit pak"
Pak Yanto memutar tubuh Vera, lalu menyodok Vera dari belakang.
"Ooohh Vera... nikmat banget tubuhmu"
"Aakh ampun pak… sudah cukup…" iba Vera.
Tiba-tiba pak Yanto mencabut kontolnya. Vera pikir semua sudah berakhir, tapi kemudian pak Yanto memaksa kontolnya masuk ke anus Vera.
"Aaaaakkkkkhhhh... ampunh.. jangan... aakkkkkkhhh..." teriak Vera kesakitan.

"Ooohhh Vera... anusmu gak kalah enaknya dengan memekmu"
"Aakh... aakh... akhh… ampun… sakit…"
Pak Yanto tidak peduli rintihan Vera dan terus menyodok anus Vera. Vera menangis menahan sakit di anusnya…
"Aakh... sakit pak..."
Pak Yanto lalu memasukkan kontolnya ke memek Vera lagi.
"Aakkhhkk..." Vera pun teriak kecil.
"Aku mau muncrat sayang, nitip calon anakku ya sayang" ucap pak Yanto.
"Jangan pak, saya mohon jangan di dalam"
"crooot... croooottt… crooot…" pak Yanto pun menyemprotkan spermanya ke dalam memek Vera.
"Ooooooooohhhhhhhhhhh…" enak banget sayang.
Vera pun cuma bisa menangis ketika memeknya di sembur sperma pak Yanto. Kemudian pak Yanto mencabut kontolnya dan meninggalkan Vera begitu saja setelah puas dengan tubuh Vera. Darah perawan Vera berceceran di atas sprei. Vera hanya bisa menangis meratapi hidupnya.