
"Bang kemari lah"
"Ada apa Lan?" jawabku.
“Abang bisa bantu Wulan gak?" kata Wulan.
"Bantu apa? kalau bisa pasti aku bantu" jawabku.

"Kalian mau minta bantu apa nih?" tanyaku.
“Begini bang, kami dapat tugas dari dosen mata kuliah anatomi. Tugasnya susah banget nih, harus mempelajari anatomi lawan jenis" kata Wulan sambil menyodorkan kertas yang berisi dafatar yang akan di periksa.

"Jadi kalian mau aku jadi objeknya ya? Maaf ya ini perkerjaan gila" kataku.
"Tolonglah bang" kata Wulan di ikuti dengan kawan nya memohon agar aku bisa membantu pekerjaan mereka.
“Pokoknya engggak" kataku.
“Kami kasih 1 juta kalau abang mau" kata Wulan.
"Berapapun kalian kasih aku enggak mau” kataku.
Dalam hati sebenarnya aku mau. Lalu aku terdiam sejenak dan sambil berpikir.
"Ok aku mau tapi dengan syarat" kataku.
“Syaratnya apa bang?" kata mereka dengan semangat
"Syaratnya adalah kalian memeriksaku satu persatu dan dalam keadaan telanjang" kataku.
"Ah jangan lah bang, yang lain aja lah syaratnya" kata Wulan.

Mereka terdiam sejenak dan berpikir, dan entah apa yang dipikirkan mereka.
"Ok lah bang dari pada tugas kami enggak selesai kami mau dengan syarat itu" kata Wulan.
Kemudian setelah selesai negosiasi aku pun mandi di kamar mandinya dan masuk ke kamar Wulan dengan hanya mengunakan handuk. Mereka bertiga masih diluar kamar dan berbincang-bincang entah apa yang mereka bincangkan, lalu Wulan masuk ke kamar dengan membawa peralatan yang diperlukan. Lalu Wulan melepaskan satu-persatu pakaiannya dan hanya cd putih yang melekat di tubuh Wulan yang putih dan mulus tersebut. Lalu didekatinya aku dan terlihat dengan jelas dua buah bukit kembar Wulan yang besar. Wulan mempunyai tinggi badan 165 cm dan berat 55 kg.

"Lan, payah nih keluarnya, tolong dong keluarin" kataku.
"Gimana aku bisa bantu?” kata Wulan
"Tolonglah kamu kocokkan" kataku.
Lalu Wulan melakukan apa yang aku perintahkan. 3 menit berlalu, tapi enggak keluar juga itu sperma. Lalu aku cari lagi cara yang lain.
"Lan, kamu harus bantu dengan cara lain nih" kataku.
"cara lain gimana?" kata Wula.
“kamu harus tidur telentang atau telungkup, sama aja” kataku.

Lalu kuturunkan badanku sedikit. Aku nggak mau merusak perawan anak tetangga yang beda agama. Jadi kontolku tepat dibawah vaginanya dan dijepit oleh dua paha mulusnya. Wow dijepit pahanya aja begitu nikmat gimana lagi kalau otot vaginanya menjepit penisku. Bibirku menikmati puting dan buah dadanya yang indah. Wulan mengerang kenikmatan.
"Aaahhhh… aahhhh bang…”
Tiba-tiba pusarku terasa basah. Ternyata Wulan mengalami orgasme. Lalu kulanjutkan aksiku terhadap Wulan, dan akhirnya
"Lan aku mau keluar nih, cepet Lan" kataku.

Setelah Wulan keluar dari kamar lalu masuk lah Desi dengan membawa peralatan seperti Wulan tadi. Kemudian dia melepaskan pakaiannya satu-persatu, aku yang tengah terbaring memperhatikan dengan serius ketika dia melepaskan pakaiannya satu persatu. Desi tidak begitu cantik, tubuhnya agak kurus dan dadanya sepertinya turun, tidak seperti Wulan yang besar dan menantang.
Kemudian Desi mendekatiku dan melakukan tugasnya seperti Wulan tadi. Ketika dia memeriksa tubuhku kuperhatikan wajahnya seperti tidak senang dan sedikit cemberut, “apa semua cewek sifatnya seperti ini” dalam hati ku berkata. Senjataku masih berdiri tetapi tidak setegang ketika diperiksa Wulan, mungkin perasaan senang dan tidak senang mempengaruhi kondisi senjataku. Lalu saatnya pengeluaran sperma, sama seperi Wulan tadi ku suruh dia mengocokkan senjataku. Alamak ternyata dia enggak mau, lalu aku bilang,

Ternyata dia mau dan akhirnya dilakukan, dan dalam sekejap saja spermaku keluar. Mungkin dapat dikatakan waktu yang dibutuhkan Desi untuk memeriksaku hanya 1/3 dari waktu yang dibutuhkan Wulan. Entahlah mungkin senjataku sulit mungeluarkan pelurunya kalau melihat cewek cantik, dan kalau cewek jelek dan sombong sebentar aja selesai. Kemudian Desi mengenakan pakaiannya kembali dan keluar.
Kemudian tibalah giliran Nina. Nina masuk dengan senyum dan sambil menyapa
"Sekarang giliranku" katanya dengan semangat.
Ketika aku melihat cewek seperti itu, lihat semangatnya aja senjataku langsung tegang lagi. Lalu dilepaskannya pakaiannya satu persatu, “alamak indahnya bodi cewek ini” kataku dalam hati sambil menelan ludah. Tubuh Nina sedikit gemuk dan sintal dengan buah dada yang cukup besar. Aku enggak tau ukurannya tapi besarlah dan putih walau wajahnya enggak begitu cantik, tapi pantatnya mak bahenol kali dan aku bilang aja padat dan berisi. Dapat dibayangkan gimanalah, dengan rambut sebahu dan orangnya suka senyum walaupun aku baru kenal.
Lalu di lakukanlah tugasnya seperti kedua temannya tadi. Ketika masalah ukur-mengukur tubuh dan menimbang aku turun dari ranjang, setelah itu saatnya pengeluaran sperma. Aku tidur terlentang, lalu dia berkata,
"Gimana nih bang aku mau mengambil sample sperma"
aku menjawab “ya terserah kamu lah gimana caranya”.

Tiba tiba dia menempelkan vaginanya di senjataku. Tanpa pikir panjang lalu kubalikkan posisi dia di bawah aku diatas lalu kukulum bibirnya dan dibalasnya. Setelah mengulum bibirnya aku beralih ke gunung kembarnya, dan kutekan-tekan kontolku ke liang senggamanya, dan akhirnya kontolku telah mulai masuk kedalam vaginanya yang sempit sedikit demi sedikkit.

"Aahhh bang… bang aku mau… mau keluar…" katanya.
"Sebentar aku juga mau keluar" jawabku.
Ketika hampir puncaknya aku cabut itu senjata dari vagina dan Nina langsung mengambil tabung dan menampung spermaku didalam tabung itu. Setelah selesai Nina bukannya keluar dari kamar dia malah mencium bibirku dan terjadilah lagi persetubuhan tersebut hingga 2 kali dalam 30 menit. Entah berapa banyak spermaku terbuang selama 1 jam setengah ketika diperiksa ketiga mahasiswi tersebut.