"Sendirian Bu?" tanyaku.
Si ibu menjawab, "Sebenarnya berdua, tapi teman saya lagi ke toilet dulu."

Dengan tersenyum si wanita tadi menjawab, "Ahh, nggak juga."
Kemudian si wanita tadi bertanya lagi, "Di mana Adik tinggal?"
"Setiabudi", jawabku dengan singkat tapi pandanganku terarah pada wajah wanita tadi.
"Oh kebetulan kita sama-sama satu arah, saya juga tinggal di Lembang, bagaimana kalau kita sama-sama pulangnya nanti?" tanya wanita tersebut.
Saya diam saja namun dalam hati ada juga rasa senang diajak oleh wanita cantik. Tanpa diduga wanita itu membawa barang-barangku ke kasir sekalian dengan miliknya untuk dibayar. Di situ saya bertemu dengan temannya yang ke toilet tadi, yang ternyata bernama Maya, usianya sekitar 5 tahun lebih muda dari si ibu tadi. "Sudah Jeng?", tanya Maya ke pada ibu tadi. "Oh, sudah hanya sedikit kok." Lalu kami pergi ke basement untuk pulang.

Hari itu kurasakan sangat indah di dalam mobil mewah bersama dua orang wanita cantik, apalagi Maya yang memakai rok mini dan baju transparan, sehingga BH dan pahanya jelas terlihat. Milena sambil menyetir terus berusaha menggodaku. Tanya pacar segala. Tak terasa aku hampir sampai di Setiabudi tapi Maya yang berada di sampingku mencegah.
"Jangan Dik, lebih baik main dulu ke villa kami di Lembang", ajaknya, "Ntar pulangnya diantar lagi."
Milena pun ikut nimbrung, "Iya Dik, kebetulan di rumah sepi dan juga kami butuh teman untuk ngobrol.

"Dik, ngantuk nggak?" tanya Maya. Terus dia mengalihkan pertanyaannya. "Kalau ngantuk tidur aja di sini", sambil membuka lebar pahanya sehingga terlihat jelas bagian yang sangat disukai oleh pria. Belum lagi aku menjawab dia sudah menarik kepalaku ke pahanya.
Aku tak kuasa menolaknya lagi pula aku senang, untung kaca mobilnya gelap sehingga hanya Milena dan aku yang mengetahui apa yang diperbuat oleh Maya kepadaku. "Dik kok kamu diam saja?". Aku pura-pura bego padahal aku sudah mengerti, "What the hell she wanted."
Kemudian dia menyuruhku untuk mengerjai bagian vitalnya, dan kuturuti saja kemauannya. Dia kini duduknya sudah tidak karuan seperti orang ambeyen saja. Tiada keraguan lagi di dalam benakku untuk mengerjainya.

Jilatanku semakin panjang saja mulai dari lutut sampai ke paha lalu ke arah "bukit surganya" yang masih terbungkus celana dalamnya. Tanpa perintah, langsung kulepaskan celana dalamnya dan kini terlihat bukit kemaluannya yang berwarna merah muda yang dikelilingi oleh rambut yang tidak begitu lebat.
Kerongkonganku tiba-tiba kering tatkala melihat pemandangan yang begitu indah. Maya merebahkan tubuhnya sambil membuka pahanya lebar-lebar di atas jok. Tanpa buang waktu lagi kulanjutkan permainan setan ini.
Kujilati, kuciumi sambil kumasukkan telunjukku ke lubang senggamanya. Maya menggeliat-geliat bagaikan cacing kepanasan sambil menjambak rambutku dan mendesakkan wajahku ke arah alat vitalnya. Milena hanya melihat perbuatan kami berdua sambil bersiul menirukan suara musik dari tape mobil seakan tidak mempedulikanku yang bercumbu dengan Maya, ntar juga dia kebagian.

Cara ini semakin membuat dia tersiksa kegelian tapi membawa kenikmatan yang luar biasa. Rasa bau amis, mual dan asin bersatu dalam kenikmatan. Aku memainkan dan menjilati liang senggama Maya yang indah itu.
Hampir 20 menit aku bermain di daerah kemaluan Maya. "Udah dulu Dik, Aku sudah tidak kuat.."
Kemudian Maya bangkit dan memintaku supaya mengeluarkan batang kejantananku. Dengan susah payah kukeluarkan milikku dan akhirnya keluar. Kemaluanku yang sudah ereksi sejak pertama naik mobil dipegang dengan mesra oleh Maya, lalu dimasukkan ke dalam mulutnya, sambil menjilati. "Oh, nikmat benget Mbak.. terus Mbak.. oughh.." itulah kata-kata yang keluar dari mulutku.

Hampir 20 menit Maya bermain dengan kemaluanku dan tak terasa kami sudah sampai di villa milik Milena yang mewah. Maya merapikan rok dan rambutnya yang acak-acakan tapi celana dalamnya di masukkan ke dalam tas.
Gerbang terbuka secara otomatis lalu mobil masuk ke garasi, kami pun keluar dari mobil dan masuk ke villanya. Maya terus saja memelukku dari belakang sambil menjilati leherku, kemudian Maya membawaku ke kamar Milena yang luas.
Di dalam kamar tersebut, Maya langsung membuka seluruh pakaiannya. Begitu pula aku membuka seluruh pakaianku. Maya pun kini merebahkan tubuhnya yang telah polos tanpa selembar benang pun di atas kasur yang empuk lalu dia menginginkan agar posisiku di atas tubuhnya, dimana dia akan mengerjai alat vitalku begitu juga sebaliknya. Kemudian kami pun beraksi. Yess, nikmat.. enak.. oughh.." itulah kata-kata yang keluar dari mulut kami berdua diserta desisan.
Tak lama kemudian Milena pun masuk sambil membawa segelas air susu, segelas kuning telur bebek yang entah berapa jumlahnya dan dua botol kratingdaeng. "Minum dulu Dik", kata Milena, "Lalu kita lanjutkan."
Kemudian aku mengambil segelas air susu, setelah itu gelas yang berisi kuning telur bebek setelah habis baru satu botol kratingdaeng. Walaupun perut ini sudah penuh tapi demi lancarnya daya dobrakku, ya kupaksakan karena ini untuk kepuasan kita bertiga. Kemudian Milena memujiku, "Wah, kamu mirip dengan aktor film x kesukaan Tante.. pasti kamu mainnya juga hebat.."
Tante Milena yang berparas ayu, bibir agak tebal dan mata sayu memandangiku dari wajah sampai ke arah kemaluanku. Lalu kuraih kepalanya dan kuarahkan ke wajahku. Lalu bibir kami saling berpagutan. Aku yang duduk telanjang di tepi ranjang sedangkan Tante Milena berdiri.

Sesudah pakaian terbuka, kutarik BH-nya dan terlihat buah dada Milena lebih besar dibandingkan dengan milik Maya. Maya kini sedang melumat kejantananku sementara tangan kanannya meremas-remas biji pelirku dan tangan kirinya memegang celana dalamku. Benar-benar pengalaman yang fantastik bisa bercinta dengan dua wanita sekaligus.
Milena yang kini setengah telanjang meronta-ronta saat kujamah payudaranya dan meremasnya mesra. Ini benar-benar hebat, suara gemercik air ludah Maya yang mengulum kemaluanku dan desahan Tante Milena kini mewarnai nuansa di kamar yang terhitung luas, jauh bila dibandingkan dengan kamarku.
Andai aku tinggal di sini mungkin aku akan sangat berbahagia ditemani dua wanita yang cantik, binal dan haus seks. Payudara besar milik Tante Milena kuremas-remas dan yang satu kujilat, kulum dan kusedot-sedot sambil tanganku berusaha melepaskan celana jeans Tante Milena yang ketat.
Akhirnya Milena membuka celana jeans-nya sendiri sedangkan celana dalamnya saya lepas dengan menggunakan gigiku. Woww, indah sekali barang milik Milena. Milena meronta-ronta. Tanganku mulai nakal bersamaan lidah, tanganku pun ingin bermain dengan memek Maya.
Desah Milena pun terdengar begitu memburu. Sementara itu Maya pun masih sibuk bermain dengan kejantananku. Rupanya Maya pun sudah tak tahan ingin suatu proses pengakhiran. "Ganti posisi dong.." bisik Milena sambil naik ke atas ranjang.

Wow, sungguh pemandangan yang indah tatkala liang senggama Milena tepat berada di wajahku. Kesempatan ini tidak kusia-siakan, kujilat mesra liang senggama Milena yang membuat Milena menggelinjang tanpa ampun.
Tak lama kemudian Maya pun mengikuti langkah Milena, mengarahkan lubang senggamanya ke wajahku. Aku berada di bawah dua cewek yang haus seks. Maya terlihat merem-melek, tatkala Milena mengangkat pantatnya untuk berubah arah.
Dia yang tadi membelakangi Maya, kini mereka saling berhadapan. Kemudian Milena pun menurunkan pantatnya ke arah wajahku, memeknya seakan tersenyum kepadaku. Desisnya pun terdengar, "Woww, indah sekali.. nikmat.. enak.."
Dengan tenaga yang masih tersisa saya menawarkan pada Maya supaya berganti posisi. Lima menit kemudian Maya dengan tenaga sisa berusaha bangkit lagi kemudian dia menggoyangkan pinggulnya, kini Milena dan Maya saling berhadapan di atas tubuhku yang di banjiri peluh, lalu mereka saling berpelukan dan saling menjulurkan lidah masing-masing.
Mereka ternyata kalangan biseks tapi tidak masalah bagiku, ini merupakan pengalaman baru bagiku. Maya kini menggeliat dan seluruh tubuhnya kejang-kejang pertanda Maya akan mencapai orgasme untuk yang kedua kalinya dan dia pun berbaring di samping kiriku.
Milena yang kini menungging semakin membuatku tak sabar, kemudian kuarahkan batang kejantananku ke liang senggama Milena. dan.., "Bless.." tanpa halangan yang berarti kejantananku menembus liang kemaluan Milena. Sambil menyentakkan pantatku, kumainkan jariku di lubang pantatnya. Milena mengeliat-geliat, rupanya letak kelemahannya terdapat pada lubang yang mirip sumur itu.
Maya yang terkulai lemas hanya senyum-senyum saja, dia mengakui bahwa aku yang terbaik dari lawan-lawan yang pernah dia pakai.
Hampir 30 menit kukerjai milik Milena, rupanya Milena pun sudah merasakan jenuh dengan permainan ini, dan sekarang dia memintaku untuk memasukkan kajantanaku ke lubang pantatnya. Lalu kuarahkan rudalku ke arah anusnya tapi sebelumnya kujilati dulu untuk melicinkan jalannya penetrasiku.

Milena pun merem-melek bagaikan anak yang sedang mengorek kupingnya dengan bulu ayam, ini benar-benar luar biasa. Untung aku jalan-jalan kalau tidak, mungkin yah takkan pernah merasakan gimana asyiknya bermain dengan dua wanita sekaligus.
Hampir 24 menit kami melakukan anal seks, sampai akhirnya kami berada pada puncaknya dan setelah itu kami pun tak berdaya. Aku dan Milena terkapar lemas setelah menyemprotkan cairan nikmatku yang sangat banyak ke lubang pantat Milena. Aku pun tertidur sambil memeluk kedua wanita setengah baya tersebut.