
Kisah ini bermula ketika aku mencari tempat kost di daerah sekitar kampus. Setelah sekian lama berputar-putar, akhirnya sampailah aku di suatu rumah. Lokasinya enak, sejuk dan rindang. Dalam hati aku menjadikan rumah ini sebagai kost cadangan seandainya aku tidak mendapatkan tempat kost. Setelah ngobrol dengan ibu kost tentang masalah harga, datanglah anak ibu kost yang nomor 3, namanya mbak bunga (itu kuketahui setelah aku kost di situ). Pertama melihat Mbak bunga aku langsung bergetar, gila cantik sekali dengan badan yang menggairahkan.

Dan sesekali kalau rumah sedang sepi, aku berjalan di belakangnya sambil mengocok batang kemaluanku yang selalu tegang bila melihat dia sambil berimajinasi berhubungan badan dengan Mbak bunga . Ini kulakukan beberapa kali, sampai suatu saat ketika aku sedang mengocok batang kemaluanku, tiba-tiba Mbak bunga berbalik dan berkata, “Entar kalau udah keluar di lap ya…” tentu saja aku jadi belingsatan dan sangat terkejut, tapi aku cepat menguasai situasi, dengan berterus terang sama Mbak bunga, “Entar Mbak, tanggung nich…” dan aku pun makin mempercepat kocokanku dengan harapan aku semprotkan di perut Mbak bunga, sebab waktu itu Mbak bunga berbalik dan berhadap-hadapan denganku membuat ku semakin bergairah dan berpacuh.
Dan tanpa di sangka Mbak bunga membungkuk dan mengulum batang kemaluanku tanpa kuminta, tentu saja aku makin terangsang oleh sentuhan-sentuhan lidah Mbak bunga, tampak Mbak bunga mengulum dengan penuh nafsu diiringi oleh sedotan-sedotan dan gigitan kecilnya, sesaat kemudian kemaluanku mulai berdenyut dan makin menegang keras. “Terus Mbak… oh.. oh.. oh… enak Mbak…” bagaikan melayang di awan kepalaku mulai berkunang-kunang, dan Mbak bunga pun sepertinya tahu situasi saat itu, dia pun mulai mengocok dengan tangannya dengan irama cepat. “Ooh.. Mbak.. Mbak.. aku mau keluar Mbak… oh.. oh.. oh… sshh.. shh.. ah…” Crott… croott… keluarlah air maniku banyak sekali membasahi bibirnya berkilat-kilat diterpa sinar lampu dapur.

Ternyata dia saat itu sedang suntuk di rumah dan ingin main keluar, langsung saja kusambut kesempatan itu, kuajak dia main ke daerah pegunungan di Lembang. Di sana dingin sekali, dan aku mulai memberanikan diri memegang tangan dan pahanya. Sambil menggodanya,
“Mbak dingin-dingin gini enaknya apa ya…” kataku.
“Ee… apa ya…” katanya. “Kita sewa hotel aja yuuk.. Mbak bunga kedinginan nich…” katanya lagi
Sebuah permintaan yang membuatku deg-degan, langsung saja kubelokkan ke sebuah hotel yang kelas Rp 50.000-an, “Gimana Mbak, udah anget belum…” tanyaku di dalam kamar.
“Anget gimana? tidak ada yang memeluk kok anget…” jawab dia.
“Bener nich…” kataku.

Aku pun mulai bergerilya dengan menelusupkan tanganku di balik kaosnya. Busyet, dia tidak memakai BH di payudara yang berukuran 36B. Aku buka kaosnya dan tampaklah sebuah gundukan 36B dengan puting yang merah kecoklatan. Begitu bersih dan putih tubuhnya, kujilati leher dan pelan-pelan turun ke dadanya. Mbak bunga pun melengus perlahan sambil mengacak-acak rambutku. Hingga sampai saat aku melingkar-lingkarkan lidahku di seputar puting susunya, dia makin keras melenguh, hal itu makin membuat nafsuku memuncak, “Iseep… Dik… iseepp… terusss… aahh…” Kusedot putingnya dan saking memuncaknya nafsuku, kugigit putingnya, dia semakin menggila mendesah-desah tak karuan. Perlahan-lahan aku memasukkan tanganku di balik celana jeansnya.
Oh, begitu lembut bulu kemaluannya disertai dengan basahnya bibir kemaluannya. Kulepas baju dan celananya sampai keadaan telanjang bulat, begitu mulus tubuhnya, sejenak kupandangi tubuhnya dengan tertegun, lalu aku gantian melepas semua baju dan celanaku hingga kami berdua telanjang bulat tanpa selembar benang pun. Kugigit-gigit kecil dan jilati perutnya perlahan-lahan sambil terus turun ke arah pangkal pahanya, terus turun sampai ke telapak kaki kiri dan kanan. Kubalikkan badannya hingga dia tengkurap, lalu dari belakang leher kujilati perlahan-lahan sambil menggigit kecil dan turun, “Ohh… Diikk… terus Dikk… oh… oh… enak Diikk…” erangan Mbak bunga disertai dengan belaian usapan telapak tangan lembutnya yang membuat aku semakin bergairah.

Di tengah kenikmatan itu tiba-tiba ada sesuatu yang merasuk dan menancap di kemaluannku, gila rasanya mau meletup dan pecah kepala ini merasakan kenikmatan itu, ternyata Mbak bunga sambil mengigit putingku dia memasukkan batang kemaluanku ke lubang kemaluannya. “Bless…” batang kemaluanku yang masih kering itu pun terbenam di belahan daging hangat dan basahnya. Aku sempat menggigit dada Mbak bunga karena kenikmatan itu. Perlahan-lahan Mbak bunga menggerakkan badannya naik turun, sedangkan aku hanya terpejam diam menikmati surga dunia itu, “Aah… ah… ah… gila kau Mbak… gila kamu… ah… Mbak pintar sekali… enak Mbak… oh… terus… ah… ah…” aku mengerang kenikmatan. Mbak bunga dengan segala kepiawannya yang terus menggoyang badannya membungkuk lalu menjilati dan menggigit putingku, satu gaya yang bisa membunuhku dengan kenikmatan, aku pasrah pada situasi. “Bunuh aku dengan tubuhmu Mbak…” kataku, Mbak bunga hanya tersenyum simpul dana aku merasa kalah pada posisi tersebut.

“Bluess…” batang kemaluanku dengan gagahnya maju memasuki liang surga Mbak bunga. “Ooh… Dik… enak Dik… oh… terruus… Dik… ohh… oohh…” sambil tangannya meremas kedua putingku. Aku semakin mempercepat goyangan, setelah beberapa lama keringatku pun membasahi dada Mbak bunga, butir demi butir laknat pun jatuh seiring dengan bertambahnya argo dosaku, tubuh kami berdua berkeringat hingga kami pun bermandi peluh.
Justru hal itulah yang membuatku makin bernafsu. Sambil merem melek aku menikmati hal itu, hingga perutku mulai mengeras, otot perut mulai mengencang siap untuk meledakkan sesuatu, bergetar hebat. “Oh… Mbak aku mau keluar… Mbak… oh… aku mulai keluar Mbak… Keluarin di mana Mbak… dalem ya.. oh… oh…” aku mengerang kenikmatan. “Keluarin di dalam aja Dik, Mbak juga sudah mulai keluar kok… yah… yah… terus Dik… dipercepat… ya begitu… oh… oh terus Dik…” dengan menjerit Mbak Desi terlihat pasrah. “Ooh… Mbak… sekarang… Mbak… oh… ah… ahh… sshh… ah…” “Croot.. croott.. croooooott.. crett…” kusemburkan spermaku di dalam liang kemaluan Mbak bunga, begitu banyak spermaku sampai-sampai tertumpah di sprei.
kami pun kelelahan dan beristirahat setelah kembali pulih kami pun melanjut kan adegan tersebut dan pada malam hari ny kami memutuskan untuk pulang,sejak saat itu aku dan mbak bunga pun sering melakukan hubungan intim di dapur,kamar nya kadang di kamarku kalau situasi nya mendukung. -